MEMILIH KERIS YANG BAIK
Sering kita melihat atau mendengar adanya transaksi
keris dari satu orang ke orang yang lain, transaksi ini dalam dunia
perkerisan diistilahkan dengan nama mas kawin / mahar, begitu lembut dan
santunnya para nenek moyang kita menghargai keris senilai dengan
anaknya sendiri.
Begitu banyaknya keris yang beredar dipasaran
dari mulai keris yang bermutu rendah sampai berkwalitas tinggi dapat
dengan mudah kita dapatkan. Nah dari sinilah kemudan timbul beberapa hal
yang perlu diketahui oleh para pecinta keris sebelum membeli /
melakukan mas kawin pada salah satu keris (Berhati-hati sebelum
membeli), diantaranya :
1. Meneliti keris dengan seksama
2. Mengukur nilai keris dengan melihat garap dan kwalitas bahan-bahannya
3. Meneliti si Penjualnya, Pemakai (orang Rumahan), Penjual, Kolektor, Perantara, Paranormal atau orang yang tidak tahu keris
4. Mengukur kekuatan budget
Penjelasannya :
1. Meneliti keris dengan seksama
Sebelum
membeli keris hendaknya teliti dahulu bilah keris tersebut mulai dari
ujung, sorsoran, pesi, ganja, kembang kacang dan ornament lainnya.
Apakah ada yang tidak beres atau ada yang kurang atau tidak ? jika keris
tersebut lengkap kemudian telitilah “tua” atau “muda” mengikuti artikel
sebelumnya.
2. Mengukur nilai keris dengan melihat garap dan kwalitas bahan-bahannya
Garap
sebuah keris adalah salah satu hal yang menjadi tolok ukur sebuah harga
keris, semakin cermat, teliti, rapi dan indah garap sebuah keris akan
menjadikannya semakin mahal. Garap ini dapat dilihat dari ricikan,
pamornya, warangka dan kelengkapan keris lainnya. Keris yang bermutu
rendah pastilah berharga rendah namun harga ini bisa menjadi tinggi jika
sang penjual adalah seorang ahli pendongeng keris, dengan
mengaku-akukan sebuah keris milik salah satu pangeran maka harga keris
tersebut kemudian dinaikkan. Para pecinta keris yang suka akan
dongeng-dongeng inilah yang sering tertipu, maklum saja yang dibeli
adalah dongengnya bukan kwalitas garapnya.
3. Meneliti si Penjualnya, Pemakai (orang Rumahan), Pedagang, Kolektor, Perantara, Paranormal atau orang yang tidak tahu keris
•
Dari sisi si penjual kita akan dapat membedakan sekali kelas keris yang
akan dijual. Sebagai contoh keris yang dimiliki oleh orang rumahan
sebagai benda warisan biasanya tidak tahu-menahu masalah harga, mereka
hanya memperkirakan dengan nilai mas kawin seperti yang diceritakan
kakek atau buyutnya. Dulu keris ini dibeli dengan dua ekor kerbau, jadi
mas kawinnya sekarang 15 juta. Namun ada juga yang tidak tahu harga
keris dan menjualnya seperti barang rosokan.
• Seorang pedagang
keris, biasanya memiliki lebih dari satu keris, dari kelas rendah sampai
kelas bagus, disini yang kadang seorang pedagang keris juga ahli dalam
hal dongeng mendongeng. Hal ini tetap sama untuk menaikkan harga keris
tersebut
• Seorang kolektor keris, ya kadang seorang kolektor menjual
beberapa koleksinya, tapi perlu hati-hati. Biasanya keris yang dijual
kolektor ini adalah keris yang tidak lolos seleksi oleh kolektor yang
bersangkutan. Kalau ada keris yang bagus pastilah masih dia simpan
sendiri, dan biasanya dia berani banting harga jika kita mengetahui
kelemahan dari keris yang dijualnya tersebut. Kolektor sudah mulai
pandai dan beralih ke keris-keris yang mapan dan berkualitas
•
Seorang perantara keris, biasanya menawarkan keris dengan menaikkan
harga keris tersebut jauh diatas harga dari yang punya, walau ada juga
yang terang-terangan meminta komisi 10 % dari nilai transaksi. Perantara
ini biasanya mengetahui dan paham keris sehingga pandai juga mendongeng
tentang keris.
• Seorang yg tidak tahu keris, biasanya membawa keris
yang tidak diketahui kualitasnya, kadang keris kuningan dia kira keris
beneran, namun kadang juga keris bagus dijual dengan harga yang murah.
4. Mengukur kekuatan budget
Ini
langkah terakhir dalam membeli keris, kalau budget kita tidak memnuhi
untuk sebuah keris tidak perlu dipaksakan, bisa-bisa malah menganggu
ekonomi keluarga, hehehehehe. Ingat selalu membeli keris lebih mudah
dari pada menjualnya, apalagi keris yang kita beli adalah keris kelas
menengah kebawah, sudah pasti susah dicarikan pembelinya.